Mau Dibawa
Kemana Negara ini?
Secangkir
susu dan sepotong roti mengawali tulisan saya pagi ini. Dipagi yg cerah ini
saya mau posting tentang politik ya, udah lama nggak bahas dunia yg penuh
dengan para begal. Begal APBN, begal APBD, semuanya di begal yg penting kantong
basah sebasah bibir Raisa. Kemarin saya baca thread di Kaskus yg membahas
tentang pemerintahan Jokowi. Disitu disebutkan bahwa pemerintahan Jokowi lebih
parah dari jaman Soeharto. Kebijakan yg dibuat tidak ada yg membuat rakyat
senang dan nyaman. Ya saya akui kalau akhir-akhir ini memang agak aneh
pemerintahan sekarang, keputusan dan kebijakan yg diambil kurang tepat.
Menurut saya
ada 3 hal yg membuat Pemerintahan sekarang tidak keren dimata rakyat Indonesia,
yaitu:
Harga BBM
Harga BBM ini
merupakan aspek penting dalam perekonomian dan pengaruhnya sangat besar dalam
masyarakat. Dalam beberapa bulan ini, harga BBM naik turun seperti jalanan di
puncak. Harga BBM yg naik akan mengakibatkan harga-harga kebutuhan yg lainnya
akan ikut naik. Penyebabnya adalah biaya transportasi membengkak dan untuk
menutupi biaya tersebut maka harga barang yg dijual pun akan dinakikkan. Bukan
itu saja kadang ada beberapa oknum yg memanfaatkan keadaan dengan menimbun
barang untuk mendapatkan untung lebih agar bisa dijual kembali dengan harga yg
lebih tinggi.
Keadaan
seperti ini sudah sering terjadi dan sudah menjadi kebiasaan, rakyat juga yg
susah. Gaji sebulan pun tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, uang untuk beli
keperluan masak kurang, uang untuk anak sekolah juga kurang dan kepala pusing
dibuatnya. Bukan itu aja, inflasi juga akan terjadi dan minat konsumen dalam
membeli barang semakin menurun. Pemerintah apa tidak berpikir dengan
menaik-turunkan harga BBM membuat keadaan ekonomi semakin kacau. Seharusnya
pemerintah menetapkan harga yg tetap dan tidak mengikuti naik-turunnya harga
minyak dunia.
Saya tidak
habis pikir atas dasar apa pemerintah mentapkan harga BBM dengan mengikuti
fluktuasi harga minyak dunia. Orang tolol mana yg menetapkan hal seperti ini,
bukankah di pemerintahan memiliki orang-orang yg mempunyai kapabilitas dalam
dunia ekonomi. Akibat ulah pemerintah ini, harga kebutuhan pokok semakin
melambung tinggi akibat naiknya harga BBM. Tidak hanya itu, jika harga BBM
turun justru ada beberapa harga yg tidak ikut turun. Saya juga mengalami
dampaknya, ongkos angkutan umum naik dan pengeluaran semakin membengkak. Mana
belum kerja lagi, semakin susah hidup di Jakarta hehe.. sorry curcol.
Presiden
Tidak Membaca Keppres yg Ditandatanganinya
Ini kan aneh
masa Presiden tidak membaca apa yg ditandatanganinya, kan kayak bocah. Keputusan
Presiden tentang penambahan dana untuk uang muka mobil dinas pejabat langsung
saja ditandatangani tanpa membacanya terlebih dahulu dan tidak melihat
poin-poin apa saja yg ada didalamnya. Saya aja kalo mau minta tandatangan sama
dosen sudah pasti dibaca terlebih dahulu, ini masalah negara main asal tanda
tangan aja. Gimana kalo isi suratnya tentang pengunduran Presiden kan udah
nggak lucu lagi. Seharusnya Presiden mempelajarinya terlebih dahulu dan
menimbang apa yg akan terjadi jika menandatangani Keppres tersebut.
“I dont read
what i sign” kira-kira begitulah judul artikel di salah satu media asing, bikin
malu aja ya haha... pemberitaan mengenai hal ini membuat Keppres yg
ditandatangani ditarik kembali. Menurut saya Keppres yg ditandatangani juga
tidak memihak rakyat hanya memihak pejabat. Alangkah lebih baik kalau alokasi
dana tersebut dialokasikan ke pendanaan yg lebih penting. Permasalahan Indonesia
ini sudah sangat kompleks, mulai dari hukum yg meruncing ke bawah, masalah
peredaran narkotika, korupsi, pembalakan liar, penjualan satwa langka dan masih
banyak lagi. Tetapi Presiden memperkeruh suasana dengan tanpa rasa bersalah dan
sambil senyum “saya tidak membacanya, saya sudah percaya sama staf”. Haha..
saya cuman bisa geleng-geleng kepala.
Rupiah
semakin melemah terhadap Dollar
Nah ini yg
bikin orang susah, mau beli gadget terbaru terpaksa ditunda karena harga gadget
merangkak naik. Seperti kita ketahui barang-barang elektronik atau gadget memiliki
pengaruh terhadap Dollar. Jika Dollar menguat terhadap Rupiah maka harganya pun
ikut naik karena komponen-komponennya masih diimpor dari luar negeri. Belum lagi
pengusaha yg dibikin pusing gara-gara hutangnya diluar negeri semakin
membengkak. Saya beri contoh, dulu pengusaha berhutang ke luar negeri sebesar 1
juta Dollar saat nilai kurs masih Rp10.000/Dollar sekarang pengusaha harus
membayar hutang mereka dengan nilai kurs Rp13.000/Dollar. Pengusaha tersebut
harus menambah uang sebesar Rp3 Milliar untuk melunasi hutang mereka.
Pemerintah harus
mengatasi hal ini sebelum nilai kurs tukar mencapai angka Rp15.000. Semoga
tidak sampai diangka itu ya, bisa-bisa jadi perang dunia ninja ke 5. Pelemahan nilai
tukar ini semata-mata bukan faktor dari dalam negeri tetapi dari luar negeri
juga. Ya pertukaran nilai tukar sangat sensitif terhadap sesuatu yg terjadi
bisa karena kebijakan bank sentral amerika misalnya atau keadaan politik juga
bisa. Kita tunggu saja apa tindakan nyata dari Pemerintah dan semoga nilai
tukar bisa sampai dikisaran angka Rp9.000/Dollar. Butuh waktu yg lama
sepertinya..
Demikian
tulisan atau lebih tepatnya pendapat saya pribadi dan bisa dibilang mewakili
perasaan kebanyakan rakyat Indonesia. Bukankah janji yg diberikan saat kampanye
kemarin begitu manis semanis Raisa. Akankah janji itu akan dipenuhi atau hanya
menjadi ajang promosi selama kampanye? Kita tunggu saja, jangan sampai
Pemerintahan sekarang terhenti di tengah jalan seperti yg diamini beberapa
rakyat Indonesia. Sekian...
0 comments:
Posting Komentar